Jumat, 18 Maret 2016

firstimg

JUKNIS | BOS 2016 (SD/MI, SMP/MTs, SMK/MA)

BOS 2016


Tulang Bawang-, Saat ini sudah memasuki masa akhir tahun anggaran 2015, tidak butuh waktu lama lagi para pengelola dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) akan memasuki tahun anggaran 2016.

Pergantian tahun 2016 membawa dampak perubahan bagi semua komponen, termasuk dalam dunia pendidikan. kebijakan tentang anggaran dana BOS berubah tiap tahun. Pasti banyak yang membutuhkan juknis terbaru 2016 tentang alokasi dana BOS.

dengan kata lain kebijakan/ hal-hal yang berbeda dari tahun 2015. Perlu diingat kembali bahwa pada petunjuk dan teknis (Juknis) BOS 2015 lalu, para instansi pendidikan dapat menggunakan dana BOS untuk pembelian Laptop sebanyak 1 unit untuk menfasilitasi pekerjaan operator sekolah (OPS) dalam melakukan update pengiriman data dapodik. Selain pembelian laptop juga adanya kebijakan honorarium operator Sekolah (OPS) yang boleh didanai oleh dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun 2015.
Pada BOS 2016 pencairan dilakukan setiap tiga bulan atau triwulan. Dasar pencairannya menggunakan data pokok pendidikan dasar dan menengah (dapodikdasmen).

Mengacu surat Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 7131/D/KU/2015 tentang persiapan pelaksanaan BOS 2016, pencairan dana BOS pertiwulan yakni

  1. Triwulan pertama (Januari-Maret) didasarkan pada dapodikdasmen 15 Desember 2015.
  2. Triwulan kedua (April-Juni) didasarkan pada dapodikdasmen 1 Maret 2016.
  3. Triwulan ketiga (Juli-September) memakai dasar dapodikdasmen 1 Juni 2016.
  4. Triwulan keempat (Oktober-Desember) didasarkan pada dapodikdasmen 21 September 2016. 
Selanjutnya, dinas pendidikan provinsi membuat SK dan menyalurkan BOS sesuai dengan juknis yang ditetapkan.

Kisaran besaranya dana BOS SMA/SMK bertambah pada 2016. Yakni, dari Rp 1,2 juta per siswa per tahun pada 2015 menjadi Rp 1,4 juta per siswa per tahun pada 2016. Ada kenaikan Rp 200 ribu per siswa.

Jadi total dana BOS yang dikelola dinas pendidikan provinsi bertambah. Sebab, selain mengelola dana BOS SD dan SMP, provinsi akan mengelola dana BOS SMA/SMK.

Maka dengan ini, dinas pendidikan provinsi mengimbau sekolah-sekolah meng-update data semester ganjil 2015-2016. Selain itu, mereka memperbarui aplikasi dapodik SMA/SMK sehingga data yang disajikan benar-benar valid.

Semoga dengan model perubahan pencairan dana BOS 2016, akan memudahkan sekolah dalam mengcairkanya pada waktu yang tepat. Dana tersebut digunakan sesuai juknis yang ada.

Untuk yang membutuhkan silahkan unduk pada link dibawah ini :

Senin, 14 Maret 2016

firstimg

Meriahkan HUT ke-19 Tulang Bawang, Festival Megou Pak Kembali Digelar


TULANG BAWANG; Festival Megou Pak Tulang Bawang kembali digelar dalam rangka memeriahkan peringatan HUT ke-19 Kabupaten Tulang Bawang. Tahun ini, adalah Festival Megou Pak Tulang Bawang ke-10 yang dilaksanakan.

Panitia pelaksana event budaya bergengsi tingkat Kabupaten Tulang Bawang tersebut, yakni Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tulang Bawang menjelaskan, Festival Megou Pak ke-10 akan digelar 16-17 Maret 2016 oleh Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang dengan berbagai kegiatan menarik.
Rangkaian kegiatan Festival, akan dibuka dengan kegiatan pendukung Parade Sepeda Ontel, Sepeda Gembira dan Sepeda Gunung, Rabu 16 Maret 2016. Peserta kegiatan ini direncanakan antara lain Komunitas penghobi dan pecinta olahraga bersepeda dari dalam dan luar kabupaten, aparatur sipil, TNI, Polri, pelajar dan masyarakat umum.

Rute parade sepeda, start pukul 07.30 WIB dari Lapangan Terminal Menggala dan finish di Lapangan Polsek Menggala. Dan dalam kegiatan ini juga disediakan kupon undian, memperebutkan doorprice/hadiah menarik bagi peserta.

Acara puncak Festival Megou Pak Tulang Bawang akan digelar Kamis, 17 Maret 2016, dengan dua kegiatan utama, yakni Penganugerahan Gelar Adat Megou Pak Tulang Bawang, dan Parade/pawai budaya Sai Bumi Nengah Nyappur.

Prosesi pemberian gelar adat kepada sejumlah tokoh, akan dilakukan oleh Perwatin Adat Megou Pak Tulang Bawang, pagi hari pukul 08.00 WIB di Gedung Serba Guna (GSG) Menggala.
Sementara Parade Budaya dilaksanakan siang harinya, dimulai pukul 13.00 WIB. Peserta kegiatan ini dibagi dalam tiga bagian, yaitu Parade Budaya Adat Megou Pak Tulang Bawang, yang diikuti oleh utusan 4 marga adat se-Tulang Bawang, kemudian Parade Budaya Nusantara diikuti oleh peserta dari 15 kecamatan se- Tulang Bawang, dan Parade Budaya Pelajar diikuti oleh sekolah-sekolah, SMP/MTs, SMA/SMK/MA se-Tulang Bawang.

Pawai budaya ini akan menempuh rute, start dari GSG Menggala, dan finish di Lapangan Polsek Menggala. Sedangkan juara parade akan mendapatkan hadiah berupa tropi/piala dan piagam penghargaan.

Dikutip dari : http://tulangbawangkab.go.id/
firstimg

K-13, Guru BK Tak Miliki Jam Mengajar Munculkan Masalah



Yogyakarta - Peran Guru Bimbingan Konseling (BK) sangat penting dalam mendampingi siswa. Namun, pada Kurikulum 2013 (K-13), guru BK justru tidak lagi memiliki jam mengajar di kelas. Sebagai gantinya, setiap guru BK diwajibkan mendampingi 150 siswa.

Permasalahan muncul di sekolah pelaksana K-13 yang memiliki jumlah siswa tidak berkelipatan 150. Sebagai contoh, sekolah yang memiliki siswa 250. Sekolah ini memiliki dua guru BK. Satu guru BK dapat mendampingi 150 siswa, sedangkan guru BK yang lain hanya mendampingi 100 siswa.

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) DIY, K. Baskara Aji, mengatakan, Guru BK yang hanya mendampingi 100 siswa harus mencari siswa di sekolah lain untuk memenuhi tanggung jawab pendampingan siswa. Kondisi ini tentunya merepotkan guru BK yang siswanya kurang dari 150 orang, karena harus mendampingi siswa di dua sekolah atau lebih. Hal inilah yang membuka peluang timbulnya permasalahan.

Ditambahkan Aji, jika kondisi ini bertahan tentunya akan membuat seorang guru BK menjadi tidak fokus berada di satu sekolah. padahal, menurut Aji, idealnya seorang guru BK harus selalu berada di sekolah untuk melayani siswa.

Untuk menyiasati hal ini, di DIY beberapa sekolah yang memiliki masalah sama sepakat membuat penggiliran jadwal bertugas untuk guru BK yang kekurangan siswa. "Jadi, tiga hari di sekolah A dan tiga hari di sekolah B," ujar Aji.
firstimg

Dosen Fisika ITS Ajak Belajar Sains dari Al Qur’an



Yogyakarta- Umumnya kita mempelajari sains terlebih dahulu, kemudian menemukan kecocokan dengan ayat di Al-Qur’an. Ini adalah paradigma yang terbalik. Seharusnya belajar Al-Qur’an terlebih dahulu, karena Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang kebenarannya tidak bisa dibantah. Demikian yang disampaikan Agus Purwanto, Penggagas Trensains, dan Dosen sarjana-pascasarjana Fisika ITS.

Agus yang juga penulis penulis buku Ayat-Ayat Semesta menjadi pembicara dalam Seminar Pendidikan Nasional yang mengangkat tema “Menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber sains. Acara yang digelar Forum Ayat-Ayat Semesta Jateng-DIY bekerjasama dengan DPD IMM DIY ini menjadi inspirasi pembentukan dan pengembangan ilmu pengetahuan berbasis Al-Qur’an.
Seminar ini diadakan di Auditorium kampus I Universitas Ahmad Dahlan (UAD), (14/2). Peserta yang hadir sebanyak 212 orang dari kalangan pelajar, mahasiswa, guru, dan umum. Mereka tidak hanya datang dari DIY, namun juga Jateng bahkan Bandung.

Ahmad Nur Huda selaku Ketua Panitia mengatakan, “Ingin membumikan ayat-ayat semesta.” Adapun yang dimaksud dengan ayat-ayat semesta adalah ayat-ayat Al-Qur’an berhubungan dengan alam semesta. Dengan diadakannya seminar ini harapannya makin banyak yang mengamalkan Al-Qur’an, tidak hanya membaca dan menghafalkannya.

“Semakin banyak terutama guru-guru tidak hanya mengajarkan sains, ilmu-ilmu yang konvensional, kurikulum yang hanya terpaku dari dinas,” katanya.

Ia berharap, peserta bisa menanamkan kecintaan Al-Qur’an kepada anak didik, membentuk pola pikir bahwa dari Al-Qur’an itu tidak hanya sebagai pajangan. Al-Qur’an bukan hanya ritual, tapi bisa menerapkan lebih luas di masyarakat.

Dikutip dari : http://edupost.id/berita-pendidikan/read/dosen-fisika-its-ajak-belajar-sains-dari-al-quran/
firstimg

Guru Honorer, Tidak Jadi PNS Asalkan Digaji Setara




Jakarta – Keberpihakan pemerintah tampaknya belum bisa dirasakan para guru honorer. Aksi yang mereka gelar beberapa waktu lalu di depan Istana Merdeka, Jakarta, hingga saat ini belum menemui titik terang. Retno Listyarti, Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) turut menyayangkan keadaan tersebut. Menurutnya, guru honorer juga berhak mendapatkan kesejahteraan. Jika tidak diangkat jadi pegawai negeri sipil (PNS), mereka tetap berhak dibayar setara dengan gaji dan tunjangan PNS.


“Sebaiknya semua pihak menurunkan egonya agar ada titik temu. Saat ini tuntutannya harus jadi PNS (Pegawai Negeri Sipil), harga mati. Sementara, pemerintah selalu berlindung di balik regulasi. Honorer juga berhak sejahtera” ungkapnya kepada Edupost.ID.

Retno mengatakan bahwa benang merah dari tuntutan para guru honorer terletak di kesejahteraannya. Kesejahteraan sendiri tidak perlu didapat ketika menjadi PNS. Seharusnya pemerintah memberikan nominal gaji dan tunjangan lainnya setara dengan guru PNS.

“Bedanya pemerintah tidak bayar uang pensiun. Karena tunjangan hari tua inilah yang akan membebani APBN kedepannya. Negara-negara Eropa saat ini juga terbebani dengan pensiun sehingga usia pensiun di Eropa diperpanjang dari 60 tahun menjadi 65 tahun,” jelasnya.

Sementara itu, Retno menyadari jika pemerintah terhalang regulasi, maka hal tersebut tersebut dapat diubah. “Kalo halangannya regulasi maka regulasinya direvisi. Regulasi kan dibuat manusia, jadi bisa diubah tergantung political will dan kesejahteraan rakyat,” tegasnya.

Menurutnnya, regulasi guru honorer khususnya di sekolah negeri tidak harus disertifikasi. Namun, harus direvisi lebih lanjut. Hal tersebut agar ada peningkatan kesejahteraan bagi mereka.

Dikutip dari :http://edupost.id/berita-pendidikan/read/guru-honorer-tidak-jadi-pns-asalkan-digaji-setara/
firstimg

Mahasiswa Merasa Pemerintah Tidak Peduli dengan Guru Honorer



Bogor - Jasa dan pengabdian guru honorer dalam mendidik selama ini tidak ditanggapi dengan serius oleh pemerintah. Mahasiswa menganggap bahwa pemerintah bersikap tak acuh. Mereka menilai, seharusnya guru honorer berhak mendapatkan penghargaan atas semua pengorbanannya.


"Seharusnya pemerintah bersikap bijaksana, mempunyai solusi yang ada terhadap guru honorer jangan hanya bersikap diam terlebih pada saat aksi memakan korban meninggal. Hal ini merupakan bentuk keseriusan guru honorer untuk mendapatkan penghargaan yang layak," ujar Ketua BEM Universitas Lampung (Unila), Bambang kepada Edupost.ID.

Pendapat serupa juga diberikan Ketua BEM SI, Bagus. Ia menuturkan, saat aksi yang digelar guru honorer beberapa waktu lalu, sudah ada yang meninggal. Mereka menuntut agar gajinya bisa mencapai upah minimum regional (UMR). Sementara, pemerintah sendiri sepertinya belum menunjukkan tindak lanjut dari tuntutan para guru honorer.

Namun, Anggota BEM UI, Muhammad El Luthfie Arief menyadari bahwa pengangkatan guru honorer menjadi PNS memang selalu jadi permasalahan. Jika diliat dari sudut pandang pemilik kebijakan, memang sulit dan dapat dikatakan tidak mungkin semua guru honorer diangkat menjadi guru tetap.

"Karena kalau prosesnya 'semudah' itu, maka tidak akan ada juga kompetisi untuk menjadi tenaga pengajar yang baik. Tapi, pendidikan kan tidak seliberal itu, tidak sekorporat itu," tegasnya.

Dikutip dari : http://edupost.id/berita-pendidikan/read/guru-honorer-mahasiswa-sebut-pemerintah-bersikap-tak-acuh/
firstimg

DOKUMENTASI STUDY TOUR TP. 2014 - 2015

Hai sobat blog SMP Beringin Ratu, Ini ada kumpulan foto dokumentasi Study tour TP. 2014 - 2015 yang dilaksanakan di Jogjakarta. Disana kita mengunjungi 4 Tempat Wisata yaitu Taman Pintar, Dirgantara, Borobudur, Kraton Jogjakarta. Untuk Para Alumni yang kangen sama suasana study tour saat itu, silahkan lihat dan kalau mau menyimpannya monggo di simpan Gratiss....!!!